KEUTAMAAN BERSABAR DENGAN SAKIT

 

dr. Flori Ratna Sari

Kepala Bidang Pelayanan Masyarakat

Forum Silaturahmi Muslimah (FAHIMA)

 

Tidak ada seorangpun yang ingin meminta sakit, namun adakalanya sakit itu tetap hadir mengganggu atau menghentikan sedikit dari langkah-langkah kehidupan yang sedang kita jalani. Tidak jarang juga, sakit membuat kita kehilangan kesabaran dan mengisinya dengan banyak keluhan, namun Rasulullah SAW memberikan banyak panduan agar dapat merasakan hikmah dengan diberinya penyakit.

 

Hikmah diberikannya penyakit

Rasulullah SAW menggambarkan bahwa di dalam peristiwa sakit ada banyak hikmah atau keistimewaan yang ditawarkan oleh Allah SWT kepada hambaNya, antara lain :

 

"Seorang mu'min yang sakit, ia tidak mendapatkan pahala dari sakitnya, namun diampuni dosa-dosanya" (H.R. Thabrani).

 

Seorang mu'min yang sakit lalu sembuh, maka ia laksana salju yang turun dari langit, karena bersihnya" (H.R. Bazaar).


"Ketika seorang hamba diberi sakit pada badannya, maka Allah berkata kepada malaikat "tulislah kebaikan-kebaikan yang biasa dilakukannya ketika sehat, kalau ia sembuh mandikanlah ia dan bersihkan. Kalau ia meninggal maka Allah mengampuninya" (H.R. Ahmad).

 

Adab-adab orang sakit

Pertama, memperbanyak membaca Al-Qur’an,dzikrullah, do’a, istighfar, bertasbih dan bertahlil. Wajib bagi setiap muslim, terutama yang sedang sakit untuk bertobat kepada Allah SWT dari segala dosa.

 

Doa untuk orang yang sedang sakit :

Firman Allah SWT yang artinya:

 

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan.” (QS: Al-Mukmin: 60). 

 

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku .” (QS: Asy- Syu’ara: 80).

 

Rasulullah SAW biasanya meletakkan tangannya pada tubuh orang yang sakit seraya berdo’a, yang artinya: “Ya Allah Tuhan segenap manusia, hilangkanlah sakit dan sembuhkan-lah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali dengan penyembuhanMu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (Muttafaq ‘Alaih).

 

Beliau juga mengajarkan kepada sahabatnya yang sakit untuk berdo’a, seraya bersabda, yang artinya: “Letakkan tanganmu pada bagian tubuhmu yang sakit dan ucapkan: ‘Bismillah’ tiga kali, kemudian ucapkan ‘A’udzu bi ‘izzatillahi wa qudratihi min syarri ma ajidu wa uhadzir’u (Aku berlindung kepada keagungan dan kekuasaan Alloh dari keburukan yang aku dapati dan aku takutkan) sebanyak tujuh kali.” (HR. Muslim). Sahabat tersebut berkata: “Maka aku lakukan (nasihat beliau) dan Allah SWT  pun menghilangkan penyakit yang selama ini aku derita”.

 

Kedua, berbaik sangka kepada Allah SWT bahwa Allah SWT selalu mengasihinya dan tidak memberikan penyakit untuk menyiksa hambaNya.

 

“Jangan sekali-kali salah seorang di antara kalian mati kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah.” (HR. Muslim).

 

“Tidaklah menyatu (rasa takut dan harapan) dalam hati seorang hamba pada saat seperti ini (sakit) kecuali Allah mengabulkan harapannya dan memberikan kepadanya rasa aman dari apa yang ditakutkannya.” (HR. At-Tirmidzi dengan sanad hasan).

 

Ketiga, tidak mengharapkan kematian pada saat menanggung sakit yang berat dan tidak berkesudahan. Namun kalau terpaksa hendaknya berdo’a:

 

“Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku jika kematian lebih baik bagiku. Jadikanlah kehidupan sebagai penambah segala kebaikan bagiku dan kematian sebagai istirahatku dari segala keburukan.” (Hadits Anas bin Malik-HR: Al-Bukhari dan Muslim).

 

Keempat, menunaikan hak-hak orang lain yang menjadi tanggungannya, baik berupa hutang, amanat atau lainnya.

 

Kelima, tetap mengamalkan amalan-amalan wajib seorang muslim dengan kemampuan yang ada. Hendaknya orang yang sakit selalu menjaga shalat, menghindarkan diri dari apa-apa yang najis dan bersabar dalam beratnya melakukan hal tersebut.

 

 

Adab menjenguk orang sakit

Pertama, memperbanyak doa dan mengingatkan si sakit untuk bersabar karena ada banyak hikmah yang diperoleh pada saat sakit

 

Allâhumma azil ‘anhu, wa a’idhu ilash shihhati wasy-syifâ’, wa amiddahu bi-husnil wiqâyah, wa ruddahu ilâ husnil ‘âfiyah, waj’al mâ nâlahu fî maradhihi hâdzâ mâddatan lihayâtihi wa kaffâratan lisayyiâtih(i). Allâhumma shalli 'alâ Muhammadin wa âli Muhammad.
Ya Allah, hilangkan dari dirinya penyakit, kembalikan dia kepada kesehatan dan ke-sembuhan. Bantulah dia dengan sebaik-baik perlindungan, dan kembalikan dia kepada sebaik-baik kesembuhan. Jadikanlah apa saja yang dirasakannya pada waktu sakitnya sebagai pahala untuk kehidupannya dan penghapus atas segala kesalahan-nya. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad.
(kitab Mafatihul Jinan, kunci-kunci surga)

 

Dari Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “saya mendengar Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassallam bersabda: “setiap muslim yang menjenguk sesama muslim pada waktu pagi, maka ia akan dimintakan rahmat oleh 70 ribu malaikat sampai waktu sore. Dan apabila ia menjenguknya pada waktu sore, maka ia akan dimintakan rahmat oleh 70 ribu malaikat sampai waktu pagi, serta ia mendapat jaminan buah-buahan yang siap dimakan di dalam surga.” (HR. Tirmidzi)

 

Ibnu Abbas telah meriwayatkan bahwasanya Nabi shollallahu ‘alaihi wassallam apabila beliau menjenguk orang sakit, mengucapkan:

“Tidak apa-apa. Sehat (bersih) insya Allah”. (HR. Al-Bukhari).

Dan berdo`a tiga kali sebagaimana dilakukan oleh Nabi shollallahu ‘alaihi wassallam .

 

“Wahai Allah Tuhan bagi manusia, Hilangkanlah kesengsaraan (penyakitnya), sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit (Muttafaq’alaih).

 

“Tidaklah seorang hamba Muslim mengunjungi orang sakit yang belum datang ajalnya, lalu membaca sebanyak tujuh kali:

“Aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan yang menguasai arasy yang agung, agar menyembuhkan penyakitmu” kecuali ia pasti disembuhkan” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan lihat Shahih At-Tirmidzi 2/210 dan Shahihul Jami’ 5/180)

 

Kedua, hendaknya memperhatikan dan memahami kondisi si sakit dengan menanyakan keadaan sakitnya, memilih waktu yang tepat untuk datang dan menghiburnya.

 

Ketiga, mentalkinkan (menuntun bacaan pada orang yang akan meninggal) kalimat syahadat terutama jika si sakit sudah begitu berat kondisinya dan ajalnya akan tiba.

 

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassallam telah bersabda: “Talkinilah orang yang akan meninggal di antara kamu “La ilaha illallah”. (HR. Muslim)

 

 

Rujukan

1.      Media muslim.info : Al-Hadiqatul Yani’ah minal ‘Ulumin Nafi’ah, Syaikh Ibrahim bin Jarullah Al-Jarullah.

2.      Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari, oleh Al-Qismu Al-Ilmi-Dar Al-Wathan.

3.      Riyadhus Sholihin(terjemah).

4.      Imam Nawawi Hisnul Muslim (Kumpulan Doa Dalam Al-Qur’an & Al-Hadits), oleh Said Bin Ali Bin Wahf Al-Qahthani