Pertanyaan
Assalamualaikum Wr Wb,
Dokter Fahima yg dirahmati Allah,
Saya ingin konsultasi mengenai bayi saya (umurnya 3 bln lebih dan ASI
ekslusif) yang mengalami susah buang air besar
(konstipasi).
Pada awalnya bayi saya tidak BAB selama 4 hari (padahal
sebelumnya BABnya normal, setiap hari ada, atau sekali dua hari dan tidak
keras, encer seperti kotoran bayi umumnya). Saya bawa ke dokter, diberi obat pencahar yang dimasukan lewat anus
berupa cairan. Setelah itu bayi saya BAB lumayan banyak
dan tidak diberi obat utk dibawa pulang karena kata dokternya itu masih normal
sepanjang bayinya tidak rewel dan tetap menyusu dgn baik.
Namun keesokan harinya hingga sampai seminggu kemudian bayi saya tidak
BAB sehingga saya bawa ke dokter lagi dan sama seperti
minggu sebelumnya, bayi saya diberi obat pencahar dan bisa BAB. Dokter memberi resep obat pencahar untuk 3 kali pakai dan katanya
digunakan jika bayi tdk BAB lebih dari seminggu.
Hingga kini bayi saya BABnya 1 kali seminggu itupun
dgn menggunakan obat pencahar tersebut.
Yang ingin saya tanyakan
1. Apakah
itu normal dan sampai kapankah hal ini berlangsung dan bayi saya dapat BAB
secara normal lagi? (Menurut teman saya yang sudah lama di Jepang, bayi-bayi
disini memang sering mengalami hal itu dan nanti BAB nya akan
lancar kembali seiring bertambahnya usia).
2. Apa
yang dapat saya lakukan untuk mencegah /mengobati konstipasi pd bayi saya ? Saya sudah bertanya kepada dokter anak tersebut, namun
jawabannya belum memuaskan karena kendala bahasa juga..hiks..
Sekian dulu pertanyaan saya, mohon maaf kalo
kepanjangan.
Jazakillah khoiron khatsira, terima kasih banyak sebelumnya..
Jawaban
Sepertinya bayi
ibu Ayu ini mengalami sembelit atau konstipasi.
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosis
konstipasi :
1.
Keadaan tinja
: apakah berbentuk cair, lembek atau keras.
Pada konstipasi tinjanya berbentuk keras,
bulat , seperti kotoran kambing.
2.
Frekuensi
buang air besar (BAB) :
Pada bayi normal yang mendapat ASI eksklusif, frekuensi BAB sering sekali
bisa
mencapai 8-10 kali sehari, tetapi menjelang usia 2 bulan frekuensi BAB akan
berkurang.
3.
Keadaan fisik
anak itu sendiri .
Pada keadaan konstipasi bila kita raba perut bayi di bagian kiri bawah, akan
teraba adanya benda keras (yaitu tinja yg mengeras)
Konstipasi
bisa dibagi 2 yaitu akut dan kronis. Bila gejala konstipasi terjadi kurang dari
4 minggu disebut akut, dan bila lebih dari 4 minggu disebut kronis.
Penyebab
konstipasi akut diantaranya adalah :
1. Bayi
kurang minum
2. Perubahan
diet makanan (bayi yang sudah diberikan makanan tambahan sebelum waktunya
seperti bubur susu, pisang).
3. Pembuatan
susu formula yang terlalu kental.
4. Obat-obatan : misalnya obat anti kejang, obat batuk-pilek
dan yang paling penting adalah obat pencahar yang di berikan terus menerus
justru menimbulkan konstipasi pada bayi tersebut.
Penyebab konstipasi kronis
:
1. Penyakit
Hirschsprung, dimana bayi kesulitan BAB sejak lahir yang disebabkan kelainan
syaraf di usus besar.
2. Kekurangan
hormon tiroid
Gejalanya : selain sembelit, bayi terlihat malas,
mengantuk terus, lemah, temperatur tubuhnya dingin, dan bayi terlihat bengkak.
Untuk konstipasi akut, bila penyebabnya
tersebut bisa di hilangkan maka konstipasinya akan
berangsur angsur membaik dengan sendiri. Beda dengan yang
kronis.
Untuk bayi ibu Ayu ini, agak susah buat saya untruk
menyimpulkan penyebab pastinya, karena data yang ada sangat terbatas. Namun
secara umum, untuk mengurangi konstipasi pada bayi biasakan setelah minum ASI
atau susu formula, diberi air putih secukupnya pada
bayi ibu.
Saran saya sebaiknya jika konstipasinya terus berlanjut disertai salah satu
gejala kelainan seperti di atas, harus diperiksa lebih lanjut
jika perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium ataupun pemeriksaan
tambahan yang lain. Jika kurang puas, tidak ada salahnya juga minta second
opinion dari dokter lain di sana.
Demikian, mudah-mudahanan bisa berguna
Wassalam,
dr. Benita Deselina, Sp.A